Pengaruh Pupuk Daun Terhadap Tanaman
Menurut Harjadi (1983), pemupukan adalah bahan yang
diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan ke bagian tanaman dalam bentuk
cairan atau larutan dengan maksud menambah unsur hara pada tanaman. Ditambahkan
oleh Sarief (1985), pemupukan adalah setiap usaha yang bertujuan untuk
peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman.
Menurut Lingga dan Marsono (1986), pupuk daun termasuk pupuk
anorganik yang pemberiannya langsung ke tanaman dengan menyemprotkannya ke
daun. Salah satu kelebihan yang paling mencolok dari pupuk daun, yaitu proses penyerapan
nutrisi lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan lewat akar, sehingga tanaman
akan lebih cepat menumbuhkan tunas. Oleh karena itu pemupukan lewat daun pada
tanaman tertentu dipandang lebih berhasil disbanding lewat akar. Ditambahkan
oleh Hartus (2002), selain mengandung unsur hara makro, pupuk daun juga
mengandung unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman.
Akhir-akhir ini semakin banyak beredar pupuk daun yang
mengandung unsur hara makro dan mikro, dengan berbagai macam merek dagang
diantaranya :
a. Seprint
Mengandung unsur hara N 9,60 %, K2O 2,11 %, P2O5
0,67 %, Ca 0,04 %, Mg 0,29 %, Si 0,14 %, A12O3 0,082 %,
SO4 0,35 % dan Fe2O3 0,018 %.
b. Petrovita
Mengandung unsur hara N 10 %, K20 6 %, P2O5
5 %, S 1 %, Mg 0,0262 %, Fe 0,0277 %, Zn 0,0055 %, cu 0,0224 %, Mn 0,0125 %, Mo
0,0010 %, B 0,0075 %, dan Co 0,0005 %.
c. Gandasil-D
Mengandung unsur hara 20 % N, 15 %, K2O, 15 % P2O5,
1 % MgSO4 dilengkapi dengan unsur Mn, B, Cu, Co, Fe, Zn.
Menurut Sutiyoso (2003b), masing-masing peranan terdapat
dalam pupuk tersebut adalah sebagai berikut :
Nitrogen (N)
Nitrogen berperan untuk merangsang pertumbuhan unsur hara tanaman
yang secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun, serta berperan
penting dalam hal pembentukan klorofil (zat hijau daun) yang berguna dalam
proses fotosintesis. Peran lain adalah membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan
organik lainnya. Kekurangan nitrogen mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil dan
menjadi hijau kekuningan yang tampak pada daun bagian bawah terus kebagian
atas, selanjutnya warna berubah menjadi cokelat dan mati.
Fospor (P)
Berperan untuk merangsang pertumbuhan akar, membantu
asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan
buah. Kekurangan fosfor mengakibatkan tepi-tepi daun, cabang dan batang bewarna
merah keungu-unguan dan perakaran tanaman sangat kurang dan tidak berkembang.
Kalium (K)
Berperan untuk membantu pembentukan protein dan karbohidrat,
memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur serta
sebagai sumber kekuatan bagi tanaman menghadapi kekeringan dan penyakit. Kekuranagn
kalium menyebabkan bercak-bercak atau keriput pada daun, tanaman menjadi kerdil
dan tanaman mudah patah serta rebah.
Sulfur (S)/Belerang
Berperan penting dalam sintesis protein dan dalam
pembentukan klorofil. Sulfur dibutuhkan tanaman terutama tanaman-tanaman muda
pada awal pertumbuhan dan perkembangannya, unsur inipun membantu untuk pertumbuhan
anakan.
Kalsium (Ca)
Ikut berperan dalam pembentukan dinding sel, berguna bagi
tanaman untuk pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar, dan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan.
Sehingga apabila kekurangan unsur ini, maka pertumbuhan perakaran kurang
berkembang, ujung akar lemah, daun mengalami malformasi (bentuk buruk), dan
ujung daun berlekuk kebawah.
Magnesium (Mg)
Magnesium diperlukan bagi tanaman untuk pembentukan klorofil
atau butir hijau daun, membentuk karbohidrat dan lemak. Kekurangan unsur
magnesium ini menyebabkan daun berbercak kuning atau khlorosis yang tampak pada
permukaan daun sebelah bawah.
Boron (Bo)
Boron berperan sebagai unsur yang bertugas sebagai
transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman dan untuk perkembangan
bagian-bagian tanaman yang tumbuh aktif. kekurangan boron mengakibatkan daun
seperti hangus, bertotol serta berubah warna, meristem/titik tumbuh mengalami
distorsi dan akhirnya mati, terjadi malformasi (salah bentuk) pada buah.
Zincum (Zn) atau Seng
Peranan unsur seng adalah memberikan dorongan terhadap
pertumbuhan tanaman, karena unsur seng berfungsi untuk membantu pembentukan hormone
tumbuh. Kekurangan seng mengakibatkan warna daun kekuningan sampai kemerahan
terutama pada daun yang agak tua dan juga akan berlubang-lubang dan akhirnya
mengering.
Cuprum (Cu) / Tembaga
Berperan sebagai bahan pembentuk klorofil, membantu metabolisme
protein dan karbohidrat, dan berperan dalam fungsi reproduksi seperti
pembentukan benih. Kekurangan unsur tembaga menyebabkan daun bewarna hijau kebiruan,
melintir dan berbentuk tidak beraturan, titik tumbuh (meristem) pucuk terhenti
dan ujung daun muda bertepi menguning.
Ferrum (Fe) / Besi
Besi berperan sebagai katalisator atau koenzim yang
berhubungan dengan pembentukan klorofil, terlibat dalam sintesis protein dan
juga pertumbuhan meristem atau titik tumbuh ujung akar. Keberadaannya sangat
diperlukan untuk aktifitas oksigen. Gejala kekurangan unsur besi tampak pada
daun muda yang khlorosis atau menguning diantara tulang daun, sedangkan tulang daunnya
masih tetap hijau.
Mangan (Mn)
Mangan digunakan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan
vitamin. Selain itu, Mn berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau
daun pada daun yang tua. Peran mangan juga hampir sama dengan unsur besi yaitu untuk
memperlancar proses asimilasi dan komponen penting dalam berbagai enzim.
Molibdenum (Mo)
Unsur ini berguna untuk fiksasi nitrogen dari udara, dan
merupakan komponen sistem enzim yang mengubah nitrat menjadi amonium. Gejala kekurangan
unsur ini dapat dilihat pada daun yang menggulung, terkadang tepi daun menjadi
gosong atau daun tertekuk ke bawah serta pertumbuhan dan pembungaan terhambat.
Kobalt (Co)
Berperan dalam membantu sistem transportasi elektron dalam
proses fotosintesis, menjadi bagian dari beberapa enzim yang mengatur sitkrom, asam
askorbik dan polifeno (polyphenol). Kekurangan unsur ini berpengaruh pada
sistem jaringan pengangkut di pangkal batang sehingga kerusakan yang terjadi
menyebabkan angkutan air terhambat dengan gejala melayu.